Selasa, 12 Juli 2011

FIRST SIGHT^^

Jam sudah menunjukan pukul 6.30, itu berarti lima menit lagi kereta yang akan ku naikin akan berangkat dari stasiun yang jaraknya tidak jauh lagi dari tempatku memarkirkan sepedaku. Butuh waktu lima menit menuju kereta yang akan ku naiki, sangat pas dengan waktu keberankatannya karena itu kini ku memacu cepat lariku berharap aku dapat menaiki kereta tu, jika tidak akan dipastikan jika aku telat datang ke sekolah atau sama saja hari ini aku absen ke sekolah.
                Waktu dijam tanganku menunjukan pukul 6.33 dan aku masih ditangga peron keretaku berada, aku terus berlari dengan cepat menuruni anak tangga dengan sisa-sisa tenagaku yang tinggal sedikit itu. Ditengah berlari tubuhku mulai kehilangan keseimbangan, aku berusaha untuk tetap bisa menyeimbangkan tubuhku untuk berlari, ketika aku sudah berada dianak tangga yang terakhir dan “BRUUUUKKKK!!!!!” tubuhku terjatuh. Rasa sakit merajai seluruh anggota tubuhku, aku melihat ke arah kereta yang berada dihadapanku, pintunya tertutup pelan-pelan dan beberapa detik kemudian kereta tersebut berjalan meninggalkanku. Saat itu juga aku menyadari banyak orang disekelilingku menatapku, perasaanku bercampur aduk dan saat itu juga aku mengambil keputusan untuk berpura-pura pingsan.
                “heh, heh, dia pingsan!” “ya ampun, tolong dia!” “bangunlah nak!” beberapa kalimat yang aku dengar dari sekelilingku, aku yakin kalimat itu ditunjukan untukku. Aku tetap menutup mataku seolah pingsan. Ingin rasanya menangis tapi tak mungkin, aku sedang ‘pingsan’.
                Tiba-tiba ada seseorang yang membukakan mataku dengan tangannya, praktis aku bisa melihat sekelilingku. Dan aku melihat seorang pria dengan tatapan yang serius menatapku, hanya seperkian detik kemudian mataku tertutup lagi.
                “biarkan aku yang membawanya ke ruang kesehatan stasiun, aku mengerti masalah kedokteran” ucapnya, seperti yang berkata itu adalah pria serius itu kemudian dia menompangku (sepertinya) menuju ruang kesehatan stasiun. Entah kenapa aku tak ada rasa takut saat dia membawaku menompangku, justru rasa hangat dan nyaman yang aku rasakan, tak menyesal aku terjatuh dan tertinggal kereta. Lalu dalam tompangannya, aku pun tertidur.


                “hey kau sudah bangun???” tanya seorang pria dengan senyum yang hangat. Ya, itu adalah pria yang membuka mataku saatku ‘pingsan’ di stasiun, dia yg menompangku menuju ruang kesehatan stasiun (sepertinya).
                Karena tadi aku dalam keadaan ‘pingsan’ jadi aku berpura-pura untuk tidak mengetahui semua hal yang terjadi sebelum aku berada disini, termasuk tentangnya. “aku dimana? Kenapa aku bisa disini? Apa yang terjadi? Dan kau siapa? HAHH!!! AKU HARUS BERANGKAT SEKOLAH!!!!” aku berakting hahaha semoga aktingku bagus.
                “kau tak perlu berpura-pura, aku yakin kau tau kita dimana sekarang dan apa yang terjadi sebelum ini” jawabnya sedikit ketus.
                “ya???” aku terkaget, dia tau aku berpura-pura pingsan?? Apa aktingku buruk??
                “tapi aktingmu sangat bagus, awalnya aku juga mengira kau pingsan padahal aku  memerhatikanmu sejak kau berlari ditangga” ceritanya dan lalu dia tertawa terbahak-bahak. Caranya tertawa lucu, mata kecilnya jadi tertuutup semua, seperti orang sedang tertidur tapi dengan mulut yang terbuka lebar (?)
                Aku tak merespon perkataannya, ak hanya menatapnya, memerhatikan tawanya, sangat lucu >,<
                “ngomong-ngomong, kau kelas berapa?” tanyanya dengan senyum lucunya itu.
                “aku kelas grade 3 sekolah menengah atas, kau?” tanyaku balik.
                “aku mahasiswa kedokteran tingkat lima, salam kenal” jawabnya kemudian dia terbangun dari duduknya “aku tak bisa lama, aku sudah telat kelas atau mungkin sudah melewatinya. Segeralah aku pulang kerumah dan katakan bahwa kau pingsan, maaf aku tak bisa mengantarmu. Berhati-hatilah dijalan” katanya menceramahiku? Mungkin. Dan dia keluar dari ruang kesehatan stasiun meninggalkanku yang masih memandang wajahnya yang lucu itu, pria lucu yang serius berambut coklat, julukanku untuknya.
                Aku masih bengong melamunkan pria lucu yang serius berambut coklat itu, aku memikirkan sesuatu hal yang kurang, ada hal yang sebenarnya masih ingin aku ketahui, tentangnya. Tapi aku tak bisa berdiam di ruangan itu, karena petugas kesehatan di ruang itu terus melihatku dengan tatapan yang tidak mengenakan T-T
                “AKU TIDAK TAU NAMANYAAAAA!!!” teriakku mengingat hal kurang itu. Aku sangat menyesali hal itu, mengapa aku tak menanyakannya. Aku memukul-mukul kepalaku, kemudian mejambak rambutku sendiri. Akan susah untuk bertemu dengannya lagi, dia mahasiswa pasti jadwalnya akan selalu berbeda, aku tak akan bertemu dengannya lagi. Ah bodohnya aku!!!!
                Dengan lunglai aku mengambil sepatu dan tas yang ada di meja dekat kasur yang tadi kutempati, tas dan sepatuku sangat rapih diletakan disana, pasti itu kerjaan pria lucu yang serius berambut coklat itu. Aku tertawa senang, aku membayangkan pasti menyenangkan punya kekasih seperti dia, pasti akan selalu memperhatikanku dan mungkin romantis. Aku tertawa kecil.
                Di sebelah tasku, tepat disebelahnya terdapat buku yang sangat tebal didalamnya, buku itu menggunakan bahasa Inggris, ah aku sangat bodoh berbahasa Inggris. Yang pasti itu tentang ilmu kedokteran. Kedokteran??? Pasti punya pria lucu yang serius berambut coklat itu!!!!! Tanpa pikir panjang aku langsung membuka cover buku itu dan benar! Ada nama pria itu. Yuhuuuu~~~
                “Lee... Jin... Ki...” sebutku pelan, membaca tulisan cukup besar dengan tinta hitam itu. LEE JINKI!!! Ya itu pasti namanya!!!! Disitu hanya terdapat nama dan nomer mahasiswanya, tapi aku senangm akhirnya aku tau namanya. Lee Jinki!!! Jinki!!! Jinki oppa :3 lalu aku memeluk buku tebal yang berat itu, sambil berloncat kesenangan.
                Aku meyakini diriku sendiri, aku akan mencari tau lebih banyak tentang pria lucu yang serius berambut coklat itu, bagaimanapun caranya. Dia cinta pada pandangan pertamaku!!!
                “LEE JINKI OPPAAAA!!!! KAU HARUS MENJADI KEKASIHKU, TIDAK MAU TAU POKOKNYA KAU HARUS JADI KEKASIHKUUUUU!!!!” teriakku dengan penuh semangat. Kemudian aku menggunakan sepatuku, membawa tasku dan berjalan keluar meninggalkan ruang kesehatan stasiun dengan rasa bahagia, yang pasti sambil membawa buku tebal yang akan mengawaliku dalam mengejar cinta pada pandangan pertamaku!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar