Tokoh:
- Lee Sehyung
- Lee Jinki (Onew)
- Kim Kibum (Key)
- Lee Taemin
- Kim Jonghyun
- Lee Sehyung
- Lee Jinki (Onew)
- Kim Kibum (Key)
- Lee Taemin
- Kim Jonghyun
STORY:
annyeong, namaku Sehyung, Lee Sehyung. aku anak terakhir dari dua bersaudara, aku memiliki ibu dan ayahku telah meninggal dua tahun yg lalu.. setelah ayahku meninggal, aku melakukan banyak kegiatan untuk memuaskan keinginanku untuk berkomunikasi dgn banyak orang. begitupun juga dengan kakakku, Lee Jinki. selama ayahku hidup, aku dilarang berhubungan dengan sembarang orang, karena itu selama 19tahun aku hidup baru sekali aku berpacaran. aku berpacaran dengan teman Jinki oppa, yang bernama Kibum. kami berpacaran disetujui oleh keluarga mungkin karena keluargaku dan Kibum sedang menjalani kerjasama bisnis. entah kenapa sejak ayahku meninggal, hidupku jadi terasa lebih berwarna!!!
“liburan ini kita akan pergi kemana??” tanyaku manja pada Jinki, dikamarnya yg bernuansa biru.
“heem saat ini aku sedang ingin ke desa, aku ingin menghirup udara segar. aku bosan dengan suasana kota. bagaimana menurutmu?” Jinki memberikan ide sambil tiduran dikasur empuknya yg juga berwarna biru.
“woah, bagus sekali idemu.. Kapan kita akan akan berangkat??”
“terserah maumu” jawabnya singkat.
aku langsung memeluk oppa-ku yang sedang tiduran itu, “aaaa~ gomawo oppa-ku yg tampan dan baik sedunia!!!! aku menyayangimu”
“kau berlebihan Sehyung dan aish, badanmu berat!!!” keluh Jinki sembari mengangkat tubuhmu yg menindihnya lalu mendorongmu kesamping kirinya.
“BWO??? sekurus ini kau masih mengatakan aku berat???” tanyaku shock kemudian memukul wajah Jinki dengan bantal.
Jinki tertawa terbahak-bahak “beratmu terlalu banyak didalam cacing yg ada diperutmu” ucapnya sambil mencubit perutku dan kemudian kembali tertawa.
aku kesal dengan bercandaannya, aku menutup wajahnya dengan bantal untuk menahan tawanya. dia melawannya sambil tertawa dgn suara dan nafas yg tertahan “hey bodoh kau ingin aku mati hhah???”
aku melepaskan bantal itu kemudian pergi meninggalkan Jinki dengan langkah kencang agar terdengar dentuman antara lantai dengan telapak kakiku.
“besok kita berangkat pagi, aku sudah mengajak Key. jam5 kau harus sudah siap tanpa harus ditunggu oke?!” beritahu Jinki dengan tawa yg masih terdengar walaupun tidak sekencang tadi.
“aku tak peduli!!!!” jawabku kesal kemudian menutup pintu kamar Jinki dengan keras.
annyeong, namaku Sehyung, Lee Sehyung. aku anak terakhir dari dua bersaudara, aku memiliki ibu dan ayahku telah meninggal dua tahun yg lalu.. setelah ayahku meninggal, aku melakukan banyak kegiatan untuk memuaskan keinginanku untuk berkomunikasi dgn banyak orang. begitupun juga dengan kakakku, Lee Jinki. selama ayahku hidup, aku dilarang berhubungan dengan sembarang orang, karena itu selama 19tahun aku hidup baru sekali aku berpacaran. aku berpacaran dengan teman Jinki oppa, yang bernama Kibum. kami berpacaran disetujui oleh keluarga mungkin karena keluargaku dan Kibum sedang menjalani kerjasama bisnis. entah kenapa sejak ayahku meninggal, hidupku jadi terasa lebih berwarna!!!
“liburan ini kita akan pergi kemana??” tanyaku manja pada Jinki, dikamarnya yg bernuansa biru.
“heem saat ini aku sedang ingin ke desa, aku ingin menghirup udara segar. aku bosan dengan suasana kota. bagaimana menurutmu?” Jinki memberikan ide sambil tiduran dikasur empuknya yg juga berwarna biru.
“woah, bagus sekali idemu.. Kapan kita akan akan berangkat??”
“terserah maumu” jawabnya singkat.
aku langsung memeluk oppa-ku yang sedang tiduran itu, “aaaa~ gomawo oppa-ku yg tampan dan baik sedunia!!!! aku menyayangimu”
“kau berlebihan Sehyung dan aish, badanmu berat!!!” keluh Jinki sembari mengangkat tubuhmu yg menindihnya lalu mendorongmu kesamping kirinya.
“BWO??? sekurus ini kau masih mengatakan aku berat???” tanyaku shock kemudian memukul wajah Jinki dengan bantal.
Jinki tertawa terbahak-bahak “beratmu terlalu banyak didalam cacing yg ada diperutmu” ucapnya sambil mencubit perutku dan kemudian kembali tertawa.
aku kesal dengan bercandaannya, aku menutup wajahnya dengan bantal untuk menahan tawanya. dia melawannya sambil tertawa dgn suara dan nafas yg tertahan “hey bodoh kau ingin aku mati hhah???”
aku melepaskan bantal itu kemudian pergi meninggalkan Jinki dengan langkah kencang agar terdengar dentuman antara lantai dengan telapak kakiku.
“besok kita berangkat pagi, aku sudah mengajak Key. jam5 kau harus sudah siap tanpa harus ditunggu oke?!” beritahu Jinki dengan tawa yg masih terdengar walaupun tidak sekencang tadi.
“aku tak peduli!!!!” jawabku kesal kemudian menutup pintu kamar Jinki dengan keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar